Isu Fiskal Cliff semakin mendekati deadline pada tanggal 31 Desember 2012. Perhatian investor maupun trader dunia sangat terfokus pada masalah ini, menjelang libur Tahun baru. Ketika di Asia sedang merayakan tahun baru, sebagian besar dari mereka yang memiliki investasi mungkin menjadi tidak tenang, menerka-nerka, apa yang akan terjadi setelah isu Fiskal Cliff dirilis apakah terjadi kesepakatan atau tidak, karena pasar Amerika masih buka saat malam tahun baru tiba di Asia.
Apakah Fiscal Cliff itu hingga menjadi perhatian dunia saat ini ?
Fiscal Cliff adalah istilah yang dikemukakan pertama kalinya oleh Bernanke untuk menggambarkan kondisi yang dihadapi oleh pemerintah dan warga AS pada akhir tahun 2012 ini, saat UU Kontrol Anggaran tahun 2011 dijadwalkan akan resmi diberlakukan.
Di antara beberapa UU yang secara resmi akan berlaku pada dini hari tanggal 1 Januari 2013 mendatang adalah akhir dari peraturan yang mengatur mengenai pemotongan sementara pajak penghasilan (akhir dari peraturan ini berimbas kepada kenaikan pajak penghasilan sebesar 2% untuk para pekerja), akhir dari pemotongan pajak untuk bisnis, pergeseran pajak minimum yang akan membesar, akhir dari pemotongan pajak dari periode 2001-2003, dan mulainya pemberlakukan pajak yang berkaitan dengan Obamacare (program kesehatan yang dibuat oleh pemerintahan Obama)
Selain itu di waktu yang bersamaan pengetatan pengeluaran juga akan diberlakukan sebagai bagian dari kesepakatan batas utang yang telah dibuat tahun 2011 lalu yang disepakati oleh kubu Republik dan Demokrat. Menurut Barron's lebih dari 1000 program pemerintah – termasuk anggaran pertahanan dan kesehatan akan mengalami pemotongan tajam secara otomatis.
Isu Fiscal Cliff (disebut juga jurang Fiskal) menjadi perhatian dunia karena kekhawatiran dunia apabila Kongres AS belum mencapai kesepakatan mengenai jurang fiscal ini, maka AS akan masuk kembali dalam resesi. Hal ini dikarenakan kenaikan pajak yang akan otomatis berlaku itu dibebankan kepada hampir seluruh warga negara dan memotong anggaran belanja Negara hingga 109 miliar dolar AS. Semuanya ini untuk memotong deficit anggaran sebesar 671 miliar dolar AS.
Dalam kondisi ekonomi AS yang belum pulih benar setelah terkena resesi besar di tahun 2008-2009, kenaikan pajak bagi hampir semua orang serta pemotongan anggaran belanja Negara dapat mengakibatkan Negara ini terpuruk. Resiko inilah yang dinamakan Jurang Fiskal. Jika Jurang Fiskal ini sampai terjadi, dampaknya juga akan sampai ke Negara lainnya seperti saat krisis global mulai terjadi di tahun 2008.
Saking seriusnya masalah jurang fiscal ini, Obama sampai mempersingkat waktu liburannya di Hawaii dan mendorong tercapainya kesepakatan baru. Semula, untuk meningkatkan pemasukan Negara sebesar 1,2 Trilyun dolar AS dan memotong anggaran belanja 1 Triyun dolar AS, Obama mengusulkan agar kenaikan pajak diterapkan hanya pada warga AS yang kaya, yang berpenghasilan 250000 dolar AS pertahun. Ketua DPR AS, John Boehner yang mewakili Partai Republik mengusulkan Plan B agar yang dikenakan kenaikan pajak adalah yang penghasilannya 1 juta dolar AS. Namun hal ini menimbulkan perpecahan di kubu republic terutama dari pihak konservatif yang menolak mentah-mentah kenaikan pajak. Karena penolakan dari kubunya sendiri dan ancaman veto dari Obama bila plan B disahkan, maka Bohner kembali menarik usulannya. Obama kemudian mengubah usulannya untuk mencapai kesepakatan, bahwa warga yang dikenakan kenaikan pajak adalah warga yang penghasilannya 400000 dolar AS. Namun, hal inipun tidak cukup untuk membuat terjadinya kesepakatan antara kubu Republik dan Demokrat di DPR.
Apa yang terjadi pada awal Tahun baru nanti di bursa Saham, Valas dan Emas ?
Kemungkinan pergerakan Index di Bursa Asia, Forex dan Emas bila :
1. Kesepakatan Fiskal Cliff terjadi.
Bila kesepakatan terjadi, maka Amerika tidak akan masuk dalam resesi. Di bursa Hangseng, Kospi dan Nikkei, pergerakan harganya akan mengalami kenaikan. Hal ini juga akan menguatkan berbagai mata uang dunia seperti poundsterling, Euro, Aussie yang akan dipakai oleh para investor untuk membeli saham-saham lokal yang nilainya akan naik. Namun, di bulan Januari ini, emas diprediksi akan melemah menuju supportnya di 1650 dikarenakan para investor emas melarikan investasinya ke saham yang diprediksi naik signifikan. Akan tetapi, pergerakan emas akan kembali naik setelah mencapai atau mendekati target 1650 karena permintaan emas akan semakin bertambah menjelang tahun baru Cina.
2. Kesepakatan Fiskal Cliff tidak terjadi.
Bila kesepakatan tidak terjadi, maka Amerika akan masuk dalam resesi. Hal ini juga akan menyeret perekonomian dunia ikut terseret ke dalam krisis. Di bursa Hangseng, Kospi dan Nikkei, pergerakan harganya akan mengalami penurunan. Hal ini juga akan membuat berbagai mata uang dunia seperti poundsterling, Euro, Aussie dan lainnya termasuk emas melemah. Bila tidak ada solusi dan penanganan yang baik, maka pelemahan seluruh mata uang lainnya terhadap US Dolar tersebut akan terus terjadi dikarenakan kekhawatiran terhadap resesi Amerika yang berkepanjangan, namun harga emas akan berubah naik. Hal ini akibat banyak investor dan trader yang mengalihkan investasi mereka ke emas dan US Dolar sebagai safe haven sehingga nilai emas akan semakin tinggi di tengah melemahnya berbagai mata uang dunia. Bila hal ini terjadi, maka prediksi bahwa emas akan menuju target 1800-2000 dapat tercapai.
Sumber : dari sini
Post a Comment
Orang Keren habis baca pasti komen, setuju ?