Home » » Sejarah Taliban

Sejarah Taliban

Written By Unknown on Friday, January 4, 2013 | 7:35 PM


Awal masuknya pengaruh Komunisme di Afghanistan

Bendera Afghanistan



Konflik internal PDPA : Khalqs VS Pharcam 1967
Peoples Democratic Party of Afghanistan (PDPA) didirikan oleh Nur Muhammad Taraki dan Babrak Karmal pada tanggal 1 Januari 1965. Awalnya hanyalah sebuah partai komunis kecil dan mereka memiliki hubungan yang kuat dengan Moscow. Pada tahun 1967 terjadi perpecahan yang membuat PDPA terbagi dalam 2 faksi, yaitu kelompok Khalqs dan Parcham. Perpecahan ini terjadi akibat perbedaan pandangan dalam hal ideologi dan masalah ekonomi. Mayoritas pendukung Khalaqs adalah dari etnis Pasthun, sendangkan Parcham didukung oleh masyarakat perkotaan yang menginginkan adanya reformasi dibidang ekonomi.

Faksi Khalaqs dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin (radikal), sedangkan Parcham dipimpin oleh Babrak Karmal (moderat). Konflik ini merekfleksikan pembagian berdasarkan etnis, kelas, dan status ekonomi masyarakat Afghanistan pada waktu itu. Namun keduanya masih tetap menjalin kontak dan pro terhadap Soviet.

Kudeta Daud Khan
Pada tanggal 17 Juli 1973, PDPA ikut mendukung kudeta militer yang dilakukan oleh Muhammad Daud Khan terhadap pemerintahan monarki Kerajaan Afghanistan pimpinan Raja Muhammad Sahir Shah, dimana beliau adalah sepupu dan saudara iparnya sendiri. Daud Khan adalah mantan Perdana Mentri Kerajaan Afghanistan pada masa pemerintahan 1953-1963 (Ia dipaksa turun oleh Raja Sahir Shah karena terlibat dalam pendirian Negara Pasthun di daerah perbatasan yang menyebabkan ketegangan politik antara Pakistan dan Afghanistan).

Daud Khan






Kudeta ini dilakukan tanpa adanya kekerasan, karena Raja Shair Shah pada waktu itu sedang pergi berobat ke Italia. Terjadi perombakan yang sangat signifikan dalam pemerintahan Afghanistan. Daud Khan mengganti sistem monarki menjadi republik dengan dirinya sendiri sebagai Presiden. Kerajaan Afghanistan kemudian berganti nama menjadi Republic of Afghanistan. Sementara itu Raja Sahir Shah seterusnya tinggal di Italia sampai pada akhirnya kembali lagi pada tahun 2002 ketika rezim Taliban telah jatuh dan kemudian Ia meninggal pada tahun 2007.

Rekonsiliasi
Konflik internal dalam PDPA ternyata berpengaruh terhadap perolehan suara pada pemilu tahun 1969 (pada masa Raja Sahir Sah) dan menyebabkan partai ini kehilangan banyak kursi di parlemen. Bahkan setelah pergantian rezim pun konflik ini masih terus berlanjut. Dalam hal ini, Soviet sangat berperan penting dalam rekonsiliasi kedua belah pihak. Sebuah kesepakatan yang diprakarsai oleh Moskow akhirnya resmi mereka capai pada bulan Maret 1977, dan pada bulan Juli 1977 kedua belah pihak mengadakan pertemuan bersama untuk pertamakalinya semenjak perpecahan 10 tahun yang lalu (1967).


Masa Pemerintahan Muhammad Daud Khan, Republic of Afghanistan (1973-1978)
Pada tahun yang sama ketika Daud Khan melakukan kudeta, mantan Perdana Mentri Kerajaan Afghanistan, Muhammad Hashim Maiwandal (masa pemerintahan1965-1967), juga melakukan kudeta. Namun Ia gagal dan terpaksa mendekam di penjara. Tidak jelas apakah Maiwandal ingin mengkudeta Raja Sahir Shah atau Daud Khan. Ia kemudian diyakini tewas setelah disiksa didalam penjara.

Kenaikan Daud Khan menjadi presiden pada kudeta 1973 tak lepas dari dukungan faksi Parcham dan Khalq PDPA. Namun Daud Khan pada masa pemerintahannya menyatakan kalau dia tidak akan mengadopsi ideologi tertentu. Dia mulai menyingkirkan petingi-petinggi dari faksi Parcham. Faksi Khalaq kemudian memanfaatkan situasi ini dengan merekomendasikan orang-orang dari mereka untuk menggantikan posisi-posisi orang Parcham. Namun Daud Khan menolak.

Akhir tahun 1975, Daud Khan telah berhasil menyingkirkan orang-orang Parcham dan mengirim mereka untuk menjabat di provinsi-provinsi di luar Kabul. Hanya orang-orang yang setia kepada dia saja yang dapat bertahan dalam pemerintahan. Sejak awal 1974 Daud Khan sudah mulai mengurangi ketergantungannya kepada bantuan militer dan ekonomi dari Soviet. Ia membuka program latihan militer dengan India dan memulai pembicaraan dengan Iran mengenai pembangunan ekonomi. Daud Khan juga meminta bantuan keuangan dari negara-negara kaya minyak muslim seperti Arab Saudi, Iraq, dan Kuwait. Hal ini Ia lakukan untuk menyukseskan program yang ia buat, yaitu Rencana Ekonomi 7 Tahun (1976-1983).

Walaupun masih bisa dibilang Ia mempunyai hubungan yang kuat dengan Soviet, namun Soviet mulai merasa khawatir Daud Khan akan berpaling dari Soviet.

Awal Kebangkitan Komunisme di Afghanistan
Sewaktu kunjungan Daud Khan ke Soviet pada tahun 1977, Soviet telah mengetahui bahwa Daud Khan telah menyingkirkan orang-orangnya dari unit2 ekonomi dan militer sejak 1975. Latihan militer Afghanistan bersama India dan Mesir ternyata menggunakan peralatan-peralatan militer dari Soviet, Daud Khan dinilai telah gagal berkerjasama dengan PDPA, Daud Khan juga pernah mengkritik peran Kuba dalam Gerakan Non-Blok. Pada tahun 1978 Daud Khan telah menjadwalkan kunjungan ke Washington DC dan Ia pun semakin dekat dengan Arab Saudi dan Iran. Hal ini membuat Soviet mengkritik keras kabinet Daud Khan yang dinilai telah anti komunis. Di tahun 1977 ini Soviet telah berhasil merekonsiliasi faksi Parcham dan Khalq untuk rujuk kembali dalam PDPA.

Pada tahun 1977 Daud Khan membentuk National Revolutionary Party, dan pada tahun yang sama, Loya Jirga (Majelis Umum) mengesahkan sistem presidensial dengan partai politik tunggal.

Daud semakin otoriter ketika pada tahun 1978 Ia mulai menyingkirkan kelompok-kelompok politik dan mengemban semua kekuasaan ditangannya sendiri, ia juga tidak mengizinkan adanya perselisihan pendapat dalam pemerintahannya. Bahkan sejak tahun 1974 Daud Khan sudah mulai menekan kelompok-kelompok Muslim yang menentangnya, namun penekanan yang ia lakukan justru meningkatkan jumlah perlawanan mereka.

Dua tahun setelah berjalannya program Rencana 7 Tahun, Daud Khan ternyata tidak berhasil membawa hasil yang signifikan. Standar kehidupan warga Afghanistan tidak berubah. Ia pun mendapat banyak kritik akibat sistem satu partai yang membuat dirinya semakin dijauhi oleh pendukung politiknya

Berdasarkan pengakuan dari Hafizullah Amin, PDPA sebenarnya sudah mulai merencanakan kudeta terhadap Daud Khan sejak tahun 1976, namun hal ini baru terjadi pada tahun 1978.

Kudeta Terhadap Pemerintahan Daud Khan/Revolusi Saur 1978

Quote:
Mir Akbar Khyber adalah salah seorang pemimpin dan intelektual dari faksi Parcham. Ia juga adalah editor dari surat kabar Parcham. Pembunuhan atas dirinya adalah awal dari berdirinya pemerintahan komunis di Afghanistan

Peristiwa ini berawal dari pembunuhan seorang pemimpin faksi Pharcam, Mir Akbar Khyber, diluar rumahnya pada tanggal 17 April 1978. Daud Khan menuduh Gulbuddin Hekmatyar (pemimpin Hezb-e Islami) berada dibalik pembunuhan ini.

Namun Taraki (pemimpin faksi Khalq) justru menuduh pemerintahlah yang harus bertanggung jawab atas kematian Khyber, dan pernyataan Taraki ini diamini oleh agen intelijen Kabul. Seorang sejarahwan Afghanistan asal Amerika, Louis Dupree, mengatakan bahwa pembunuhan ini diperintahkan oleh Mentri Dalam Negeri, Nuristani, yang adalah seorang anti komunis. Sedangkan dari pihak Parcham, Babrak Karmal dan Anahita Ratebzad, mengklaim bahwa Hafizullah Amin lah yang telah menghasut pembunuhan tersebut.

Quote:
Upacara pemakaman Presiden pertama Afghanistan, Muhammad Daud Khan. Ia beserta keluarga dan anggota kabinetnya dibunuh pada kudeta tahun 1978. Mayat Daud Khan dan keluarganya baru ditemukan pada tahun 2008 dalam dua buah kuburan massal yang terpisah di daerah Pul-e-Charkhi, Kota Kabul

Pada tanggal 19 April 1978, belasan hingga puluhan ribu pendukung PDPA berkumpul di makam Khyber dan mendengarkan pidato Karmal dan Taraki. Massa juga melakukan demonstrasi ke jalan-jalan sambil meneriakkan slogan anti CIA dan SAVAK (polisi rahasia Shah Iran). Terkejut dengan aksi dari pendukung PDPA, Daud Khan kemudian memerintahkan penangkapan atas pemimpin-pemimpin PDPA. Beberapa diantaranya berhasil ditangkap dan dipenjara, Namun kemudian Ia sendiri malah berhasil digulingkan secara militer oleh PDPA atas perintah Hafizullah Amin pada 27 April 1978, dan Daud Khan dieksekusi pada keesokan harinya.

Perlawanan terhadap pemerintah/serangan Soviet 1979
Pada tahun 1979 terjadi banyak sekali perlawanan terhadap pemerintahan rezim komunis, khususnya dari warga Muslim Afghanistan. Mereka kemudian dilatih oleh intelijen asing seperti AS dan Pakistan. Soviet mengklaim pendudukan atas Afghanistan adalah undangan dari presiden Hafizullah Amin berdasarkan pada sebuah perjanjian yang ditandatangan antara pemerintahan Afghanistan-Soviet pada Desember 1978. Mereka juga mengklaim bahwa pendudukan tersebut tak lain untuk mendukung legitimasi pemerintahan Afghanistan dari serangan Mujahidin yang mereka anggap sebagai teroris.

Disisi lain, Ronald Reagen menyebut para Mujahidin yang melawan pemerintahan tersebut sebagai Freedom Fighters, dan perjuangan mereka pun digambarkan dengan baik dalam film-film buatan Hollywood.

Mujahidin
State of Atheism yang dipromosikan oleh rezim komunis di Afghanistan banyak berbenturan dengan nilai-nilai religius dan tradisi masyarakat Afghanistan pada umumnya. Hal inilah yang membuat perlawan menyebar luas terhadap pemerintah. Mereka mulai menggabungkan diri sejak tahun 1985 dan terbagi kedalam 2 kategori, yaitu kelompok religius dan tradisional:

Kelompok religius:
Hezb-e Islami, dipimpin oleh Gulbuddin Hekmatyar, ideologi dari Ikhwanul Muslimin
Jamiat-i-Islami, secara resmi dipimpin oleh Burhanuddin Rabbani, organisasi ini juga bagian dari Ikhwanul Muslimin
Tanzim-e Dahwat-e Islami-ye (Islamic Union for the Liberation of Afghanistan), dipimpin oleh Abdul Rasul Sayyaf.
Hezb-e Islami Khalis, pecahan dari Hezb-e Islami, dipimpin oleh Maulawi Khalis

Kelompok tradisionalis:
Harakat-i-Inqilab-i-Islami, dipimpin oleh Mohammad Nabi Mohammadi. Pemimpin Taliban yang sekarang, Mullah Muhammad Omar, adalah anggota dari kelompok ini.
Jabha-e Melli-ye Nijat-e Afghanistan (Afghan National Liberation Front), dipimpin oleh Sibghatullah Mojaddedi
Mahaz-i-Milli Islam (National Islamic Front), dipimpin oleh Sayed Ahmad Gillani

Quote:
Pasukan Soviet dengan BMD-1 di Kabul, 25 Maret 1986


Penarikan mundur pasukan Soviet 1989
Februari 1988 Presiden Gorbachev memerintahkan pengunduran pasukan, dia sadar bahwa banyak pejabat Soviet yang takut mengakui kekalahan mereka di Afghanistan. Pasukan mulai ditarik sejak Mei 1988 dan terakhir pada Februari 1989. Secara umum penarikan dilakukan dengan aman, karena Soviet telah mengumumkan gencatan senjata terhadap kelompok Mujahidin.

Masa Pemerintahan Mujahidin (1992-1996)
Setelah jatuhnya Najibullah pada bulan April 1992, kelompok Mujahidin menandatangani Pashawar Accord yang berisi tentang pembagian kekuasaan untuk membentuk pemerintahan Afghanistan. Kesepakatan ini diprakarsai oleh Letnan Jendral Javed Nasir dari ISI Pakistan yang pada akhirnya membawa Sibghatullah Mojaddedi menjadi presiden.

Sibghatullah Mojaddedi sebelumnya pernah terpilih sebagai presiden dalam Afghanistan Interim Govenment (AIG) pada tanggal 14 Februari 1989 di Peshawar, Pakistan. Namun kelompok perlawanan Syiah dan sejumlah komandan militer perlawanan lainnya tidak disertakan dalam AIG ini. Pada bulan Agustus 1989, Gulbuddin Hekmatyar menyatakn keluar dari koalisi AIG, itulah mengapa Hekmatyar tidak ikut menandatangani Peshawar Accord pada bulan April 1992.

Bagian barat kota Kabul dikuasai oleh Hezbe Wahdat (orang Hazara dukungan Iran) dan kelompok Jamiat-i-Islami pimpinan Burhanuddin Rabbani (ia juga menguasai pusat kota Kabul). Bagian utara Kabul dikuasai oleh Ahmad Shah Massoud dan Jamiat-i-Islami. Sedangkan bagian selatan dan timur Kabul dikuasi oleh Hezb-e Islami pimpinan Gulbuddin Hekmatyar. Sementara itu, di luar Kabul, Ismail Khan menguasai tiga provinsi di barat Afghanistan dengan Herat sebagai pusat pimpinannya.

Di bagian timur dekat perbatasan Pakistan, tiga provinsi Pashtun berada dalam kekuasan independen Dewan Shura Mujahidin yang berbasis di Jalalabad. Di bagian utara, lebih dari enam provinsi dikuasai oleh Abdul Rashid Dostum (pada bulan Januari 1994, Dostum tidak lagi beraliansi dengan pemerintahan Rabbani. Ia kemudian bergabung dengan Hekmatyar menyerang Kabul).

Di bagian tengah Afghanistan, kelompok Hazara menguasai provinsi Bamiyan. Bagian selatan Afghanistan dan kota Kandahar dikuasai oleh sejumlah komandan2 kecil ex-Mujahidin dan sejumlah bandit2 yang suka menjarah.

Periode ini ditandai dengan perebutan kekuasaan dan diwarnai oleh pergantian keberpihakan antar faksi politik untuk merebut pengaruh dan kekuasaan.

Kekuatan militer Taliban sebelum invasi Amerika

  • Estimasi terendah yang pernah Aku baca jumlah mereka ada 10.000, sedangkan yang tertinggi sebanyak 50.000. Plus pasukan tambahan atau sukarelawan dari negara-negara sekitar (foreign fighters)
  • 500-600 kendaraan lapis baja dari segala jenis termasuk Main Battle Tank (MBT).
  • 200+ pesawat dari berbagai jenis (walaupun hanya sedikit yang layak terbang)
  • 75 helikopter tempur


Semuanya dibawah kendali Majelis Tertinggi (Supreme Shura) di Kandahar yang dipimpin langsung oleh Mullah Muhammad Omar.

Senjata

  • Senapan serbu AK-47, AKM, AK-74, AK-SU, berbagai varian Kalashnikov (7.62/5.45mm) dengan berbagai tipe yang berbeda, termasuk tipe-56 buatan China, dll.
  • Dragunov SVD sniper riffle
  • Siminov SKS, Lee Enfield .303
  • Senjatah pendukung infantri: 7.62mm PKM, RPD, RPK light machine-guns
  • 12.7mm Degtyarev DShK, 14.5mm KPV Heavy machine-guns
  • AGS-17’Plamya’, RPG-7/18 grenade launchers dan variantnya


Kendaraan lapis baja (armored vehicle)
  • Main Battle Tank (MBT): T-54/55, T-62
  • Armored Fighting Vehicles: PT-76, BMP-1, BTR-40/BRDM-1/2, BTR-60, BMD.


Artileri
  • Towed Artillery: 100mm M-1934, 122mm M-30, 73mm SPG-9.
  • 152mm D-1, 152mm D-20, 122mm D-30 Field Howitzers.
  • Mortars: 82mm M-41/M-1937, 120mm M-1943, 160mm M-160
  • Rocket Launchers: 107mm BM-12, BM-13/16, 122mm BM-21
  • Anti Tank: 100mm M-1955/T-12, 85MM D-44/SD-44
  • 82mm/105mm/106mm Recoilless Rifles, 23mm ZU-23, 14.5mm KPV guns
  • AT-2/3 Missiles, AT-4 ATGW, possibly AT-5/6 (vehicle mounted)


Pertahanan udara
Terdiri dari senjata AA (anti-aircraft) dengan berbagai jenis kaliber, bersamaan dengan sistem SAM (surface-to-air-missile) yg sudah usang. Diperkirakan juga Taliban memiliki short BLOWPIPE dan STINGER sisa perang Soviet.

  • AA Guns: 23mm ZU-23 twin, 57mm S-60 towed AA gun, 14.5mm KPV, 12.7mm DShK/Chinese Type54, possibly some 20mm guns (Oerlikon)
  • SAM Missile systems: SA-2, SA-3 dan varian
  • Shoulder launched SA-7, Shorts Blowpipe, and STINGER
  • MEDIUM RANGE MISSILES SS-1A/B SCUD; range 160-280 km
  • Penerbangan: Berjumlah sekitar 200 unit, termasuk penerbangan sipil
  • Pesawat tempur diperkirakan berjumlah 36 unit, yaitu:
Fighter/bombers:MIG-17/19, MIG-21, SU-7, And SU-17/22.
Helicopters: MIL Mi-8.Mi-17& Mi-24 Gunships.
Remaining are An-28, An-26, An-32 Transports + some civilian aircraft.



Pemerintahan Taliban

10 anggota interim Dewan Pemerintahan atau Majelis Tertinggi (Supreme Shura) adalah badan pemerintahan tertinggi yang terletak di Kandahar (Shura Kandahar). Ada 2 komisi yang bertanggung jawab ke majelis ini, yaitu Shura di Kabul dan Shura Militer.

MAJELIS TERTINGGI (SUPREME SHURA) TALIBAN, KANDAHAR 1994-1997.
Dipimpin oleh Mullah Muhammad Omar sebagai Amir-ul Mukminin atau Leader of The Faithful.

Ketua Dewan Pemerintahan dan Deputi Taliban
Mullah Muhammad Rabbani Akhund
Mentri Luar Negeri
Mullah Muhammad Ghaus Akhund (sampai Juni 1997)
Kepala Staf Militer
Mullah Muhammad Hassan Akhund
Kepala Korps Militer
Mullah Muhammad Fazil Akhund
Kepala Departemen Bea Cukai
Mullah Abdul Razaq
Mentri Informasi
Mullah Sayed Ghiasuddin Agha
Mentri Dalam Negeri
Mullah Khairullah Khairkhwa
Kepala Hukum Afghanistan
Maulvi Abdul Sattar Sanani
Gubernur Bank Sentral
Maulvi Ehsanullah Ehsan
Mentri Luar Negeri (setelah Juni 1997)
Mullah Abdul Jalil

STRUKTUR KOMANDO MILITER TALIBAN: SHURA MILITER
Panglima Perang: Mullah Muhammad Omar
Kepala Staf Militer: Mullah Muhammad Hassan
Kepala Staf Tentara: Mullah Rahmatullah Akhund
Kepala Korps Tentara: Mullah Muhammad Fazil

Kepala Divisi Tentara: Mullah Jumma Khan
Kepala Divisi Tentara: Mullah Muhammad Younas
Kepala Divisi Tentara: Mullah Muhammad Gul
Kepala Divisi Tentara: Mullah Muhammad Aziz Khan
Pasukan Lapis Baja No.4: Mullah Muhammad Zahir

MENTRI-MENTRI DI SHURA KABUL, 2000
Mentri Luar Negeri: Mullah Wakil Ahmed Mutawakkil
Mentri Kesehatan Masyarakat: Muhammad Abbas Akhund
Mentri Dalam Negeri: Mullah Abdur Razaq
Mentri Pembangunan: Mullah Obaidullah Akhund
Mentri Keuangan: Mullah Tahir Anwari
Mentri Informasi dan Budaya: Mullah Qodratullah
Mentri Pertanian: Mullah Abdul Latif Mansur
Mentri Air dan Energi: Mullah Muhammad Essa
Mentri Komunikasi: Ahmadullah Muti
Mentri Hukum: Mullah Nuruddin Turabi
Mentri Pendidikan Tinggi Maulvi Hamdullah Numani
Mentri Pertambangan dan Industri: Maulvi Ahmad Jan
Mentri Perbatasan: Maulvi Jalaluddin Haqqani
Mentri Perdagangan: Maulvi Abdur Razaq
Mentri Perencanaan: Qari Din Muhammad


Post-Taliban Era

Operational Detatchment Alpha (ODA) 595
Selang beberapa minggu setelah tragedi 9/11, sejumlah elemen dari Army Special Operation Force (ARSOF) berangkat menuju Karshi Kanabad, di selatan Uzbekistan. Mereka mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melawan dan mengalahkan Al-Qaeda dan Taliban di Afghanistan. Rencana ini dimulai melalui Special Forces Operational Detachment - Alpha (ODA) yang akan menginfiltrasi masuk ke dalam Afghanistan untuk mengadakan kontak dengan kekuatan anti-Taliban. Mereka terdiri dari 12 orang tentara senior terlatih yang berasal dari 5th Special Forces Group di Fort Campbell, Kentucky, dan dipimpin oleh Kapten Mark Nutsch. Mereka adalah ahli dalam sejumlah hal; persensenjataan, teknik pertempuran, komunikasi, intelijen, medis, dll.

Pada tanggal 19 Oktober 2001, pasukan ini berangkat dengan menggunakan Chinook MH-47E dari Karshi Kanabad (Uzbekistan) melewati pegunungan Hindu Kush menuju Dehi di Afghanistan. Sewaktu mendarat, mereka disambut oleh sejumlah pasukan bersorban yang menenteng Ak47 dan RPG. Sempat terjadi ketegangan, namun mereka menunjukkan persahabatan. Belakangan diketahui mereka ini adalah perwakilan Aliansi Utara yang akan membawa pasukan AS ini menuju kamp kecil yang bertembok dari tumpukan lumpur kering.

Keesokan harinya, 20 Oktober 2001, sebuah rombongan yang terdiri dari 20 pasukan berkuda bersenjata, tiba di kamp. Mereka datang dengan mengawal Jendral Abdul Rashid Dostum. Sejumlah pasukan ODA 595 diminta untuk ikut menuju kantor pusat Dostum untuk mempersiapkan serangan. Sebagian lagi tetap tinggal di kamp untuk terus memberikan koordinat bagi keperluan logistik pasukan Dostum. Enam orang kemudian mengikuti Dostum dengan menunggangi kuda kecil. Keenam orang ini dipimpin langsung oleh Kapten Nutsch. Bagi Nutsch, menunggangi kuda bukanlah hal yang baru, karena ia dibesarkan di sebuah peternakan di Kansas dan pernah mengikuti perlombaan rodeo. Namun bagi anggota lainnya ini adalah hal yang benar2 baru.


A U.S Army Special Forces soldier, of the 5th Special Forces Group, with North Alliance Soldiers during the opening stages of operations in Afghanistan, 2001. Special Forces, along with CIA Paramilitary units, fostered close ties with and worked alongside Northern Alliance commanders, such as General Dostum. This co-operation, combined with airstrikes called in by SF, was the key to ousting the Taliban.



Pasukan ODA 595 menunggangi kuda dengan kawalan dari sejumlah pasukan Aliansi Utara melewati perbukitan di Afghanistan

 TIMELINE

 1933

Zahir Shah menjadi raja

1953
Jendral Muhammad Daud Khan menjadi PM. Bekerja sama dengan Soviet dalam hal ekonomi dan militer serta melakukan beberapa reformasi, seperti menghapuskan pemakaian cadar oleh wanita.

1963
Muhammad Daud Khan dipaksa untuk turun dari jabatan PM

1964
Monarki Konstitusi diperkenalkan, dan menjadi ajang polarisasi dan perebutan kekuasaan.

1973
Kudeta oleh Daud Khan. Dia mulai menyingkirkan Soviet.

1978
Terjadi kudeta oleh komunis. Daud Khan dibunuh. Faksi Parcham dan Khalaq dari PDPA terpecah. Pada waktu yang sama, muncul berbagai perlawanan bersenjata dari warga. Nur Tariki menjadi presiden

1979
Perebutan kekuasaan antara dua pemimpin komunis membawa Hafizullah Amin menjadi presiden. Perlawanan bersenjata terus berlangsung, pada tahun yang sama Soviet mengirimkan tentaranya dan Amin dieksekusi.

Intervensi Soviet
1980
Babrak Karmal, dari faksi Parcham, dijadikan presiden oleh Soviet. Perlawanan terus meningkat. Kelompok perlawanan dibecking oleh US, Pakistan, China, Iran, dan Arab Saudi.

1985
Kelompok perlawanan membentuk aliansi perlawanan. Mikhail Gorbachev mengatakan akan menarik pasukan.

1986
US mulai memberikan Stringer. Babrak Karmal diganti oleh Najibullah.

1988
Afghanistan, Soviet, US, Pakistan menandatangai perjanjian damai. Pasukan Soviet mulai mundur.

1989

Soviet keluar. Mujahidin terus menekan Najibullah.

1991
US dan Soviet setuju untuk mengakhiri mendukung keduabelah pihak.

Kejayaan Mujahiddin
1992
Rezim Najibullah runtuh. Mujahiddin bersaing merebut kekuasaan.

1993
Faksi Mujahiddin setuju membentuk pemerintahan dengan Burhanuddin Rabbani dari etnis Tajik.

1994
Berbagai faksi masih terus saling berebut kekuasaan. Taliban muncul sebagai faksi baru.

1996
Taliban menguasai Kabul. Menerapkan hukum Islam versi mereka.

Taliban dibawah tekanan
1997
Taliban diakui oleh Pakistan dan Arab Saudi. Sementara beberapa negara lain masih mengakui Rabbani sebagai pemerintah yang legitimate.

1998
Terjadi gempa bumi, membunuh ribuan orang. Sementara itu US melakukan serangan di beberapa kamp untuk memburu Osama atas tuduhan pemboman kedutaan US di Afrika.

1999
PBB memberikan embargo udara dan sanksi keuangan untuk memaksa Afghanistan menyerahkan Osama.

2001-Januari
PBB memberikan sanksi lagi agar Osama diserahkan

2001-Maret
Taliban meledakkan patung Budha.

2001-April
Mullah Muhammad Rabbani (Pemimpin no 2 Taliban setelah Mullah Omar) meninggal dunia akibat kanker hati.

2001-May
Taliban memerintahkan pemakaian tag untuk pemeluk agama minoritas. Wanita Hindu diperintah untuk menggunakan penutup muka.

2001-September
Delapan perkerja asing diadili karena membawa agama Kristen. Hal ini menimbulkan ketegangan antara agen pekerja asing dengan Taliban.

2001-September
Ahmad Shah Mahsud, pemimpin perlawanan anti-Taliban dari lembah Panjsir, tewas dibunuh oleh orang yang mengaku sebagai wartawan.

2001-Oktober
US dan Inggris memborbardir Afghanistan atas tuduhan Taliban melindungi Osama yang dituduh sebagai dalang penyerangan WTC.

2001-November
Pasukan koalisi berhasil menduduki Mazar-e Sharif dan mulai menguasai beberap kota penting lainnya.


 Penghancuran Patung Budha di Provinsi Bamiyan




Pada tahun 1997, seorang komandan Taliban bernama Abdul Wahid pernah menyatakan keinginnannya untuk menghancurkan patung Budha di Bamiyan. Ketika ia berhasil menguasai lembah di Bamiyan pada tahun 1998, Wadih membuat lobang di kepala Budha untuk meletakkan sejumlah bahan peledak. Namun aksi ini berhasil dicegah oleh gubernur setempat dan atas perintah langsung dari Mullah Omar. Namun sejumlah ban telah dibakar di sekitar kepala patung Budha tersebut.

Pada bulan Juli 1999, Mullah Omar menegaskan untuk melestarikan patung Budha Bamiyan agar digunakan sebagai sumber pemasukan utama bagi Afghanistan. Namun sejumlah ulama garis keras tetap mengininkan kehancuran patung tersebut. Mullah Qodratullah Jamal (Mentri Informasi dan Budaya) kemudian mengatakan bahwa sebanyak 400 ulama dari seluruh Afghanistan telah mencapai sebuah konsensus (setelah berbulan2 berdebat) bahwa patung Budha di Bamiyan bertentangan dengan prinsip Islam.

Alasan lain penghancuran patung ini dikarenakan ada sejumlah negara yang ingin memberikan uang untuk merenovasi dan merawat patung Budha. Padahal, pada tahun 1998 Afghanistan baru saja tertimpa musibah gempa bumi yang cukup membuat penduduknya semakin sengsara. Taliban menginginkan agar uang tersebut dipergunakan untuk keperluan rakyat, namun ditolak, dan mereka pun naik pitam.

Pada bulan Maret 2001, dimulailah penghancuran patung Budha Bamiyan. Taliban menggunakan sejumlah peledak, roket, artileri, ranjau anti-tank, dan senjata anti-serangan udara (anti-aircraft). Tim eksekusi ini membutuhkan waktu beberapa minggu untuk menghancurkannya, karena patung Budha tersebut adalah patung hasil ukiran dari bebatuan, jadi patung2 itu menyatu dengan gunung.

Provinsi Bamiyan adalah salah satu provinsi di Afghanistan yang mayoritas penduduknya adalah dari etnis Hazara. Salah satu teori menyebutkan bahwa mereka ini adalah hasil kawin silang antara pasukan Genghis Khan dengan penduduk lokal. Ibu kotanya juga bernama Bamiyan. Di provinsi inilah ditemukan elemen-elemen dari budaya Yunani, Persia, dan Budha, atau terkenal dengan sebutan Greco-Bhudist. Bamiyan disebut sebagai Fan-Yan atau Fan-Yenna oleh orang China dan disebut Bamikan oleh orang Persia.

Secara geografis provinsi Bamiyan dikelilingi oleh pengunungan Hindu Khus di tengah-tengah Afghanistan dan merupakan pusat Hazarajat, yaitu wilayah tempat tinggal dan pusat budaya etnis Hazara. Hazarajat meliputi provinsi Bamiyan dan beberapa provinsi disekitarnya seperti: Daykundi, Ghazni, Uruzgan, dll. Sejak lama wilayah ini merupakan pusat agama Budha di India dan merupakan wilayah yang dilewati oleh jalur sutra yang menghubungkan Kerajaan Romawi dengan Asia Tengah, China, dan India. Seorang bikshu Korea, Hui-Chao yang pernah menyambangi kota Bamiyan pada 827 M menulis bahwa Raja Bamiyan masih seorang Bhudist, namun kemudian berubah ketika Ghaznavid mendirikan kerajaan Islam disana pada abad ke-11 M.

Dua patung tertinggi, masing-masing dengan tinggi 165 kaki dan 144 kaki, sudah lapuk dan terkikis, sedangkan muka kedua patung Budha tersebut telah hilang. Patung ini diukir disebuah jurang terjal di provinsi Bamiyan pada abad ke-2 M. Bentuknya merupakan ciri khas klasik dari seluruh patung sub-kontinental Budha, dengan mengenakan jubah Yunani sebagai bentuk persilangan budaya antara India dan Asia Tengah Klasik dengan budaya Helenisme yang diperkenalkan oleh pasukan Aleksander Agung. Patung tersebut termasuk dalam keajaiban dunia kuno yang sering dikunjungi oleh peziarah dari India dan China.

Tindakan Taliban ini mendapat reaksi keras dari masyarakat internasional, Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab (tiga negara yang mengakui rezim Taliban) bersama OKI ikut memprotes penghancuran patung Budha tersebut. Bahkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menyebutnya sebagai perbuatan yang biadab.


Ribuan bikshu Budha dulu menempati kawasan disekitar patung dengan membuat goa-goa disepanjang tebing terjal tak jauh dari patung. Di dalam goa-goa tersebut juga ditemukan lukisan-lukisan kuno
 Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000003269223/t-a-l-i-b-a-n/
Share this article :

Post a Comment

Orang Keren habis baca pasti komen, setuju ?

 
Support : TV Series | Ekspresi2nd Kaskus | Satya Kumara
Copyright © 2013. Blog Seorang Pemuda - All Rights Reserved
Template edited by Satya Kumara Published by Blog Seorang Pemuda
Proudly powered by Blogger