1. Jugun Ianfu ( Comfort Women )
Jugun
Ianfu adalah istilah Jepang terhadap perempuan penghibur tentara
kekaisaran Jepang dimasa perang Asia Pasifik, istilah asing lainnya
adalah Comfort Women. Pada kenyataannya Jugun Ianfu bukan merupakan
perempuan penghibur tetapi perbudakan seksual yang brutal, terencana,
serta dianggap masyarakat internasional sebagai kejahatan perang. Diperkirakan 200 sampai 400 ribu perempuan Asia berusia 13 hingga 25 tahun dipaksa menjadi budak seks tentara Jepang.
*Mengapa Jugun Ianfu diciptakan?
- Melakukan invansi ke negara lain
yang mengakibatkan peperangan membuat kelelahan mental tentara Jepang.
Kondisi ini mengakibatkan tentara Jepang melakukan pelampiasan seksual
secara brutal dengan cara melakukan perkosaan masal yang mengakibatkan
mewabahnya penyakit kelamin yang menjangkiti tentara Jepang. Hal ini
tentunya melemahkan kekuatan angkatan perang kekaisaran Jepang. Situasi
ini memunculkan gagasan untuk merekrut perempuan-perempuan lokal ,
menyeleksi kesehatan dan memasukan mereka ke dalam Ianjo-Ianjo sebagai
rumah bordil militer Jepang.
*Bagaimana mereka direkrut?
-
Mereka direkrut dengan cara halus seperti dijanjikan sekolah gratis,
pekerjaan sebagai pemain sandiwara, pekerja rumah tangga, pelayan rumah
makan dan juga dengan cara kasar dengan menteror disertai tindak
kekerasan, menculik bahkan memperkosa di depan keluarga.
*Siapa yang merekrut mereka?
- Militer Jepang, sipil Jepang, pejabat lokal sepeti bupati, camat, lurah dan RT
* Dari mana asal Jugun Ianfu?
-
Mereka berasal dari Korea Selatan, Korea Utara, Cina, Filipina, Taiwan,
Timor Leste, Malaysia, dan Indonesia. Sebagian kecil di antaranya dari
Belanda dan Jepang sendiri. Mereka dibawa ke wilayah medan pertempuran
untuk melayani kebutuhan seksual sipil dan militer Jepang baik di garis
depan pertempuran maupun di wilayah garis belakang pertempuran.
*Siapakah Jugun Ianfu Indonesia?
-
Sebagian besar perempuan-perempuan yang berasal dari pulau Jawa yang
dijadikan Jugun Ianfu seperti Mardiyem, Sumirah, Emah Kastimah, Sri
Sukanti, hanyalah sebagian kecil Jugun Ianfu Indonesia yang bisa
diidentifikasi. Masih banyak Jugun Ianfu Indonesia yang hidup maupun
sudah meninggal dunia yang belum terlacak keberadaannya.
*Bagaimana mereka diperlakukan?
- Mereka
diperkosa dan disiksa secara kejam. Dipaksa melayani kebutuhan seksual
tentara Jepang sebanyak 10 hingga 20 orang siang dan malam serta
dibiarkan kelaparan. Kemudian di aborsi secara paksa apabila hamil.
Banyak perempuan mati dalam Ianjo karena sakit, bunuh diri atau disiksa
sampai mati.
*Kapan dan dimana ?
- Ianjo pertama di dunia
dibangun di Shanghai, Cina tahun 1932. Pembangunan Ianjo di Cina
dijadikan model untuk pembangunan Ianjo-Ianjo di seluruh kawasan Asia
Pasifik termasuk Indonesia sejak pendudukan Jepang tahun 1942-1945 telah
dibangun Ianjo diberbagai wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Jawa, Nusa Tenggara, Sumatra, Papua.
*Apa yang terjadi setelah perang?
-
Setelah perang Asia Pasifik usai Jugun Ianfu yang masih hidup didera
perasaan malu untuk pulang ke kampung halaman. Mereka memilih hidup
ditempat lain dan mengunci masa lalu yang kelam dengan berdiam dan
mengucilkan diri. Hidup dalam kemiskinan ekonomi dan disingkirkan
masyarakat. Mengalami penderitaan fisik, menanggung rasa malu dan
perasaan tak berharga hingga akhir hidupnya.
*Siapa yang bertanggungjawab atas sistem perbudakan terencana ini?
-
Kaisar Hirohito merupakan pemberi restu sistem Jugun Ianfu ini
diterapkan di seluruh Asia Pasifik. Para pelaksana di lapangan adalah
para petinggi militer yang memberi komando perang. Maka saat ini pihak yang harus bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan ini adalah pemerintah Jepang.
*Bagaimana sikap pemerintah Jepang masa kini?
- Pemerintah
Jepang masa kini tidak mengakui keterlibatannya dalam praktek
perbudakan seksual di masa perang Asia Pasifik. Pemerintah Jepang
berdalih Jugun Ianfu dikelola dan dioperasikan oleh pihak swasta. Pemerintah Jepang menolak meminta maaf secara resmi kepada para Jugun Ianfu.
Kendatipun demikian Juli 1995 Perdana Menteri Tomiichi Murayama pernah
menyiratkan permintaan maaf secara pribadi, tetapi tidak mewakili negara
Jepang. Tahun 1993 Yohei Kono mewakili sekretaris kabinet Jepang
memberikan pernyataan empatinya kepada korban Jugun Ianfu. Namun pada
Maret 2007 Perdana Menteri Shinzo Abe mengeluarkan pernyataan yang
kontroversial dengan menyanggah keterlibatan militer Jepang dalam
praktek sistem perbudakan seksual.
*Bagaimana sikap politik pemerintah Indonesia?
- Pemerintah
Indonesia menganggap masalah Jugun Ianfu sudah selesai, bahkan
mempererat hubungan bilateral dan ekonomi dengan Jepang paska perang
Asia Pasifik. Namun hingga kini banyak organisasi non
pemerintah terus memperjuangkan nasib Jugun Ianfu dan terus melakukan
melobi ke tingkat internasional untuk menekan pemerintah Jepang agar
menyelesaikan kasus perbudakan seksual ini. Kemudian upaya penelitian
masih terus dilakukan untuk memperjelas sejarah buram Jugun Ianfu
Indonesia,berpacu dengan waktu karena para korban yang sudah lanjut
usia.
*Bagaimana sikap masyarakat Indonesia?
- Banyak
masyarakat yang merendahkan, serta menyisihkan para korban dari
pergaulan sosial. Kasus Jugun Ianfu dianggap sekedar kecelakaan perang
dengan memakai istilah ransum Jepang. Mencap para korban sebagai
pelacur komersial. Banyak juga pihak-pihak oportunis yang berkedok
membela kepentingan Jugun Ianfu dan mengatasnamakan proyek kemanusiaan,
namum mereka adalah calo yang mengkorupsi dana santunan yang seharusnya
diterima langsung para korban.
*Apakah AWF?
- Juli 1995 Asian
Womens Fund (AWF) didirikan oleh organisasi swasta Jepang. Organisasi
ini dituduh sebagai agen penyuap untuk meredam protes masyarakat
internasional dan tidak mewakili pemerintah Jepang secara resmi. Di masa
pemerintahan Soeharto Tahun 1997 Menteri Sosial Inten Suweno menerima
dana santunan bagi para korban sebesar 380 juta yen yang diangsur selama
10 tahun. Namun banyak para korban menyatakan tidak pernah menerima
santunan tersebut.
*Apa yang dituntut para korban?
- 1.
Pemerintah Jepang masa kini harus mengakui secara resmi dan meminta maaf
bahwa perbudakan seksual dilakukan secara sengaja oleh negara Jepang
selama perang Asia Pasifik 1931-1945.
2. Para korban diberi santunan sebagai korban perang untuk kehidupan yang sudah dihancurkan oleh militer Jepang.
3.
Menuntut dimasukkannya sejarah gelap Jugun Ianfu ke dalam kurikulum
sekolah di Jepang agar generasi muda Jepang mengetahui kebenaran sejarah
Jepang.
* Bagaimana sikap masyarakat internasional?
- Tahun
1992, untuk pertama kalinya Kim Hak Soon korban asal Korea Selatan
membuka suara atas kekejaman militer Jepang terhadap dirinya ke publik.
Setelah itu masalah Jugun Ianfu terbongkar dan satu persatu korban dari
berbagai negara angkat suara. Kemudian tahun 2000 telah digelar Tribunal
Tokyo yang menuntut pertanggung jawaban Kaisar Hirohito dan pihak
militer Jepang atas praktek perbudakan seksual selama perang Asia
Pasifik. Tahun 2001 final keputusan dikeluarkan di Tribunal The Haque.
Setelah itu tekanan internasional terhadap pemerintah Jepang terus
Dilakukan. Oktober 2007 kongres Amerika Serikat mengeluarkan resolusi
tidak mengikat yang menekan pemerintah Jepang memenuhi tanggung jawab
politik atas masalah ini . Meski demikian pemerintah Jepang sampai hari
ini belum mengakui apa yang telah diperbuat terhadap ratusan ribu
perempuan di Asia dan Belanda pada masa perang Asia Pasifik.
2. Romusha
"Yang
lainnya mati KELAPARAN atau DIPOTONG KEPALANYA, atau mati karena
DIPUKUL atau DIKUBUR HIDUP-HIDUP atau DIPAKU KETANAH DAN DITINGGALKAN
SAMPAI MATI"
Romusha adalah panggilan bagi
orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa
penjajahan Jepang di Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan
romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan
para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk bekerja di berbagai
tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti - perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.
3. Pembunuhan Massal di Nanjing (Dec. 1937 - Feb. 1938)
Pembunuhan
massal Nanjing ( Rape of Nanjing/Nanjing Massacre ) dilakukan oleh
militer Jepang di Nanjing, hal ini dimulai setelah Cina jatuh ke tangan
Jepang dan berakhir sekitar akhir 1938. Lebih dari 300.000 ribu rakyat
cina dibunuh, diperkosa, disiksa.
Jepang secara konstan
menolak terjadinya pembunuhan massal ini, dan mencoba mengubah sejarah
dengan mengklaim Jepang adalah pemersatu Asia.
Seorang rakyat Cina dibunuh dengan cara dibayonet
Mayat-mayat korban pembantaian di XiaGuan
Para tahanan perang yang berjumlah sekitar 57.000 orang dikurung di
Gunung MuFu, lebih kurang 10.000 prajurit dan sisanya rakyat sipil.
Mereka semua dibawa ke CaoXieXia dan dibunuh semua ( 57.000 orang ).
Pada November 1894, Jepang membunuh 30.000 orang Cina di kota Luushun
Seorang rakyat Cina akan dipenggal dengan katana, tampak seorang serdadu Jepang tersenyum.
Seorang pilot Amerika dipenggal SETELAH kekaisaran Jepang mengumumkan penyerahan kepada Amerika.
Mayat-mayat bayi yang dibunuh, dipenggal, dicincang.
Kepala-kepala korban pemenggalan.
Di kota medan, ada sejarah 5 org bersaudara bangsa Indonesia
keturunan Cina melawan kekejaman Jepang sewaktu perang dunia kedua,
akhirnya kelima orang itu ditangkap dan dipenggal, kepala mereka
digantung di pusat kota, untuk menghormati jasa 5 orang itu, maka
didirikan suatu kelenteng yang bernama " Pekong Lima " ( jalan sutomo,
Medan ).
Seorang wanita diperkosa dan dibunuh, para wanita yang diperkosa
perutnya dibelah agar organnya keluar semua, payudara mereka dipotong.
Kutipan kesaksian seseorang yang berhasil selamat :
"On
December 16th, I went to the streets, smoke and fire flames had not yet
been extinguished. The number of the dead bodies of my countrymen was
terrifyingly large, especially there were many corpses of women... Eight
of ten of them had their abdomens being cut open, intestines squeezed
out. There were several mothers laid died together with their fetuses
covered by blood... the breasts of these female bodies were either cut
off or bayoneted into a mixture of flesh and blood ..."
4. Kompetisi Membunuh
Komandan-komandan
militer Jepang menggunakan kompetisi membunuh untuk meningkatkan moral
para serdadunya, mereka mengundang para penulis berita untuk
mempublikasikan pemenangnya di koran-koran.
Salah satu kompetisi membunuh di ZiJin dipublikasikan di koran di seluruh dunia.
Letnan dua ( Letda ) Mukai dan Noda membunuh 105 dan 106 orang Cina,
yang lebih hebat dari mereka di kompetisi sebelumnya adalah Kapten
Tanaka Gunkhici, membunuh 300 orang Cina dengan tangannya sendiri. (
Beberapa koran jepang memuat ini sebagai suatu Kompetisi )
5. UNIT 731 : Eksperimen biologi dan kimia terhadap manusia ( Tahanan Perang )
UNIT 731 adalah eksperimen biologi dan kimia Jepang yang dirahasiakan, tahanan perang digunakan dalam eksperimen ini.
Adapun eksperimen itu antara lain :
- Menggantung manusia naik turun untuk melihat berapa lama akan bertahan sebelum tercekik sampai mati.
- Menginjeksi udara ke arteri manusia untuk melihat berapa lama waktu terjadi emboli.
- Meninjeksi urin kuda ke ginjal manusia.
- Tidak memberikan makanan kepada tahanan untuk melihat berapa lama mereka akan bertahan hidup sampai mati.
- Menempatkan manusia di ruangan bertekanan tinggi untuk melihat berapa lama akan bertahan hidup sampai mati.
-
Menempatkan manusia di temperatur yang ekstrim untuk melihat bagaimana
suhu dapat merusak tubuh manusia dan melihat berapa lama manusia tsb
bertahan hidup sampai mati.
- Menggunakan tahanan perang sebagai eksperimen meneliti hubungan antara temperatur, pembakaran, dan ketahanan hidup.
- Menempatkan manusia dalam mesin pemutar untuk melihat berapa lama akan bertahan hidup sampai mati.
- Menginjeksi darah hewan ke manusia untuk mempelajari efeknya.
- Menggunakan radiasi sinar-x tinggi kepada tahanan untuk mempelajari efeknya.
- Menempatkan manusia di dalam ruangan gas beracun untuk mempelajari efeknya.
- Menginjeksi air laut untuk melihat apakah dapat mengganti kadar garam dalam tubuh manusia.
Komandan Unit 731, Shiro Ishii
Sumber :
http://www.jugunianfuindonesia.org
http://id.wikipedia.com
http://en.wikipedia.com
http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id
http://www.centurychina.com
http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000001550162/
+ comments + 1 comments
Indra Ganie :
Saya mendapat kesan bahwa Jepang adalah (mantan) penjajahan yang terlupakan. Agaknya Jepang beruntung bahwa perioda penjajahannya terbilang singkat dan terjepit pula. Sejak awal penjajahan hadir di Nusantara pada 1511 – ketika Portugis mencaplok Malaka – hingga Kapitulasi Kalijati 1942 yang mengakhiri penjajahan Belanda, perioda ini adalah full perioda penjajahan Barat. Setelah Perang Dunia-2 berakhir pada 1945, Indonesia harus kembali berhadapan dengan imperialisme Barat – dengan istilah “Sekutu” – dan berakhir pada 1962, saat Irian Barat harus diserahkan Belanda. Dengan demikian ingatan bersama bangsa ini yang paling dalam adalah penjajahan Barat. Untuk waktu ke depan, tidak hanya perihal penjajahan Barat (termasuk segala kejahatannya) yang disimak lebih jauh, namun juga perihal pendudukan Jepang (1942-5). Walau “hanya” sekitar 3,5 tahun, pendudukan Jepang berdampak luar biasa. Dari segi jumlah warga yang tewas terdapat angka yang begitu fantastis – sekitar 4 juta, akibat kekejaman dan kelalaian pemerintah pendudukan. Saya menilai tulisan, penelitian, monumen atau apapun yang dapat mengingat perioda pendudukan Jepang masih relatif sedikit dibanding hal yang sama dengan penjajahan Barat. Juga harus diwaspadai bahwa Jepang belum berhenti bermimpi menjadi pemimpin Asia-Pasifik, dan mimpi tersebut mendapat restu diam-diam dari Amerika Serikat – mantan musuhnya pada Perang Dunia-2. AS butuh Jepang untuk membendung pengaruh Cina dan Korea Utara. Di dalam negeri Jepang sempat muncul suara-suara yang ingin mengubah konsep militer Jepang yang defensif menjadi ofensif, terlebih Jepang terlibat sengketa wilayah dengan Cina. Terkait dengan Indonesia, harus diwaspadai penjajahan Jepang jilid-2 antara lain melalui berbagai bantuan yang sebagian besar adalah berbentuk pinjaman – artinya HUTANG! Ini jelas membebani APBN kita yang seharusnya berguna untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Oh ya, ada lagi yang perlu diingat bahwa apa yang disebut “Indonesia Japan Economic Partnership Agreement” / IJEPA yang diteken pada 2007 dinilai sejumlah anak bangsa sebagai bentuk penjajahan Jepang jilid-2, antara lain IJEPA merupakan sebuah bentuk strategi keamanan energi Jepang, terutama untuk gas alam dan batubara. Pengiriman gas ke Jepang bukannya tanpa risiko, karena kedaulatan dan ketahanan energi (energy security) Indonesia akan terancam, karena gas bukanlah energi terbarukan. Krisis energi yang saat ini tengah mengemuka dalam politik global hendaknya menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk melakukan pengamanan pasokan energi di dalam negeri, untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, pertanian dan industri dalam negeri secara berkelanjutan. Dengan demikian, JEPANG BELUM BERHENTI MELANJUTKAN PENJAJAHAN DI INDONESIA!
Post a Comment
Orang Keren habis baca pasti komen, setuju ?