Siapa sangka, Bogor ternyata punya 'gudang senjata'. Mulai dari samurai,
bambu runcing, pistol, senapan laras panjang, hingga meriam, dapat Anda
lihat dari dekat. Tidak percaya? Datanglah ke Museum Perjuangan dan
buktikan sendiri.
Tidak jauh dari Jakarta, Bogor di Jawa Barat adalah eskapisme traveler dari ibukota dan wilayah sekitarnya. Cuaca yang sejuk menyambut kedatangan Anda setibanya di Bogor. detikTravel berkesempatan mengunjungi Kota Hujan ini beberapa waktu lalu.
Untuk urusan traveling, Bogor punya banyak destinasi yang menarik. Salah satunya adalah Museum Perjuangan di Jl Merdeka nomor 56, dekat dengan Pusat Grosir Bogor (PGB) dan Terminal Merdeka. Di museum, Anda akan melihat berbagai jenis koleksi senjata seperti bambu runcing, samurai, hingga meriam.
"Museum ini menyimpan koleksi revolusi fisik yang berlangsung pada tahun 1945-1940. Ada senjata yang digunakan oleh laskar rakyat, seperti pedang, bambu, dan ada juga koleksi lain seperti meriam," kata Mahrup, pemandu museum.
Tidak jauh dari Jakarta, Bogor di Jawa Barat adalah eskapisme traveler dari ibukota dan wilayah sekitarnya. Cuaca yang sejuk menyambut kedatangan Anda setibanya di Bogor. detikTravel berkesempatan mengunjungi Kota Hujan ini beberapa waktu lalu.
Untuk urusan traveling, Bogor punya banyak destinasi yang menarik. Salah satunya adalah Museum Perjuangan di Jl Merdeka nomor 56, dekat dengan Pusat Grosir Bogor (PGB) dan Terminal Merdeka. Di museum, Anda akan melihat berbagai jenis koleksi senjata seperti bambu runcing, samurai, hingga meriam.
"Museum ini menyimpan koleksi revolusi fisik yang berlangsung pada tahun 1945-1940. Ada senjata yang digunakan oleh laskar rakyat, seperti pedang, bambu, dan ada juga koleksi lain seperti meriam," kata Mahrup, pemandu museum.
Mahrup pun membeberkan sejarah dari Museum Perjuangan ini. Dia
mengungkapkan, museum ini berbeda dari museum lainnya karena merupakan
gedung tua. "Dulunya gedung ini digunakan oleh Belanda sebagai gudang
rempah-rempah, lalu tahun 1944 diambil Jepang. Kemudian tahun 1945
dijadikan sebagai balai rakyat untuk ketahanan kota dan kabupaten, lalu
sempat dikosongkan selama dua tahun," ungkapnya.
"Setelah itu, museum ini telah ada sejak tanggal 10 November 1957 dan diresmikan tanggal 15 November 1958," tambah Mahrup.
Harga tiket masuk museum dengan dua lantai ini cukup Rp 3.000 saja dan buka setiap hari. Memasuki bagian depan museum, Anda akan disambut oleh senapan bidik laras panjang. Di kanan dan kirinya, juga ada meriam dan koleksi pistol dengan beragam jenis. Asyiknya, ada penjelasan yang lengkap di senjata-senjata tersebut.
"Ini museum tertua dan paling komplit di Indonesia versi museum juang. Serta, menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bogor dalam mengusir para penjajah," ujar Mahrup menjelaskan.
Tidak hanya senjata saja, pengetahuan tentang sejarah perlawanan Indonesia terhadap Belanda pun ada di sini. Anda bisa mempelajari sejarah dari manuskrip tentang perjuangan rakyat Indonesia. Selain itu, ada juga mata uang Indonesia di zaman dulu, foto-foto para pahlawan dan pakaian-pakaian tentara Indonesia.
"Museum ini sering didatangi wisatawan dari Jakarta dan juga anak-anak sekolah. Di lantai atas, kita juga sering memutar film dokumenter," kata Mahrup yang menggenakan kemeja biru.
"Setelah itu, museum ini telah ada sejak tanggal 10 November 1957 dan diresmikan tanggal 15 November 1958," tambah Mahrup.
Harga tiket masuk museum dengan dua lantai ini cukup Rp 3.000 saja dan buka setiap hari. Memasuki bagian depan museum, Anda akan disambut oleh senapan bidik laras panjang. Di kanan dan kirinya, juga ada meriam dan koleksi pistol dengan beragam jenis. Asyiknya, ada penjelasan yang lengkap di senjata-senjata tersebut.
"Ini museum tertua dan paling komplit di Indonesia versi museum juang. Serta, menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bogor dalam mengusir para penjajah," ujar Mahrup menjelaskan.
Tidak hanya senjata saja, pengetahuan tentang sejarah perlawanan Indonesia terhadap Belanda pun ada di sini. Anda bisa mempelajari sejarah dari manuskrip tentang perjuangan rakyat Indonesia. Selain itu, ada juga mata uang Indonesia di zaman dulu, foto-foto para pahlawan dan pakaian-pakaian tentara Indonesia.
"Museum ini sering didatangi wisatawan dari Jakarta dan juga anak-anak sekolah. Di lantai atas, kita juga sering memutar film dokumenter," kata Mahrup yang menggenakan kemeja biru.
Post a Comment
Orang Keren habis baca pasti komen, setuju ?